Mungkin semua masih berpusar pada senja yang sama;
Tak menyapa melalui kata
Ia masih saja bersembunyi dalam gumpalan awan;
mengelam, kian meradang
Ini masih tentang sebongkah rasa yang merebak
Meruah-meruah dan tumpah
Masih tentang selarik senyum
Yang tak bisa kumengerti
Tak bisa kutandai…
Jika lembah jiwa bisa melandai
Dan mengecup pantai
Maka hanya satu kata yang bisa aku ucap mengenai senyum itu:
”Mengapa di binar mataku hanya mengenal senyummu?”
2 komentar:
Duhai perempuan
......yang matanya berbinar cerdas
......yang tekadnya serupa batu cadas
......yang senyumnya menaklukkan banyak jiwa
......yang tawa renyahnya selalu kudamba selamanya
TERIMAKASIH untuk segalanya!
tiap kali ku membaca tulisan ini, sungguh gemetar badanku, teriris hatiku, dan tak ku sadari, air mata menetes membasahi pipiku..
duhai...tersayang, meski engkau jauh, aku tak akan jauh,karna ku yakin kau selalu dekat...sedekat jiwaku...hatiku luruh dalam duka...enath sampai kapan, ku mampu membendung gelora jiwa ini?meski demikian, soulmate...trima kasih..
Posting Komentar